<< MGMP BAHASA ARAB MADRASAH ALIYAH DIY >>

<< MGMP BAHASA ARAB MADRASAH ALIYAH DIY >>

HALAL BI HALAL MGMP BAR DAN REMBUG KURIKULUM MERDEKA BELAJAR



Yogyakarta - Dunia Pendidikan Indonesia sedang gencar menerapkan kurikulum merdeka belajar. Kurikulum ini menekankan pada kenyataan bahwa kita t
idak bisa memaksakan setiap anak untuk mempelajari semua subjek pembelajaran terutama yang tidak mereka minati. Dengan demikian diharapkan pembelajaran menjadi penuh semangat dan berhasil baik.

Sekali langkah dengan agenda Halal Bi Halal anggota MGMP Bahasa Arab MA DIY, Selasa 7 Juni lalu, diangkat pula pembahasan penting mengenai kurikulum merdeka belajar terutama kaitannya dalam mata pelajaran Bahasa Arab. Bertempat di Lesehan Anas Mandiri Bantul, acara dapat berjalan lancar dan dihadiri oleh kurang lebih 34 peserta.

Sebelum pembahasan materi inti, acara diwalai dengan beberapa agenda seperti sambutan dan pidato singkat berbahasa Arab. Adapun pemandu acara dari awal hingga akhir dilakukan oleh Fauzan Budi Santoso selaku sekretaris MGMP.

Ketua MGMP, Badrudin, mengawali sambutannya dengan ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri, ajakan saling memaafkan serta harapan diterimanya amal ibadah keluarga MGMP semua. Selanjutnya ia menjel
askan tentang gambaran agenda MGMP ke depan termasuk wacana penerapan kurikulum merdeka belajar di madrasah DIY.

Melanjutkan agenda sebelumnya, selanjutnya Nur Wijayanti, Guru Bahasa Arab MAN 1 Kulonprogo, menyampaikan pidato singkatnya yang mengangkat topik pentingnya terus mempelajari Bahasa Arab. Bahasa Arab merupakan alat untuk memahami sumber-sumber ilmu utamanya dalam bidang keislaman sehingga praktis menjadi urgen untuk dipelajari. Di penghujung pidatonya, Wijayanti juga menyampaikan tentang pentingnya rasa syukur. Ia membahasnya mulai dari sudut pandang kebahasaan hingga konteks penerapannya. 

Materi inti tentang kurikulum merdeka belajar kemudian disampaikan oleh Latifah Rahmawati (Guru MAN 1 Yogyakarta) dan Hasanuddin (Guru MAN 1 Sleman). Latifah mengawali paparannya dengan mengenalkan gambaran awal dari kurikulum merdeka belajar. Menurutnya kurikulum ini pada dasarnya akan memudahkan guru dan lebih nyaman bagi siswa karena materi pembelajaran tidak lagi terpaku pada Buku Teks dan kurikulum yang kaku. Apa yang akan dipelajari siswa hendaknya menyesuaikan dengan kemampuan siswa di sekolah masing-masing dan berorientasi pada pembentukan keterampilan berbicara meskipun dengan ujaran-ujaran sederhana. Kurikulum ini juga tidak mengharuskan sistem pembelajaran berbentuk sistem paket, ia memungkinkan penerapan sistem blok atau sks sesuai dengan kebutuhan. Dari segi penilaian, kurikulum ini lebih cenderung mengarahkan bentuk penilaian proyek. Beberapa mapel dengan tema yang relevan bisa berkolaborasi dalam sebuah proyek. Dengan demikian diharapkan guru mapel bisa berkolaborasi dengan membentuk team teaching. Latifah juga menyampaikan bahwa dalam waktu dekat MAN 1 Yogyakarta akan segera menerapkan kurikulum ini untuk pertama kalinya sebagai piloting project Kanwil Kemenag DIY.

Selanjutnya Hasanuddin menambahkan beberapa poin setelah paparan awal sebelumnya. Menurutnya secara konsep tentu kurikulum ini membawa harapan yang sangat baik utamanya bagi semangat belajar peserta didik, namun secara teknis penerapannya membutuhkan persiapan matang dan detail. Hal ini dikarenakan pemindahan sistem pembelajaran paket ke sistem blok atau sks, serta penerapan kelas berdasarkan minat siswa tanpa adanya penjurusan, otomatis akan berpengaruh pada jumlah jam pelajaran yang diampu oleh setiap guru mapel. Ada kekhawatiran terjadi kekurangan jam pelajaran pada beberapa guru mengingat setiap guru memiliki standar minimal jam pelajaran yang diampunya. Oleh karena itu hal ini menjadi PR berat untuk Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum dan para stafnya untuk mempersiapkan.

Di penghujung acara, forum mempersilahkan seorang tamu asal Libya bernama Shaleh AL-Amiry untuk menyampaikan pengalaman serta tipsnya mengajarkan Bahasa Arab. Menurutnya membelajarkan Bahasa Arab hendaknya kembali kepada orientasi bahwa bahasa adalah alat komunikasi. Jadi sebaiknya membelajarkan Bahasa Arab dimulai dengan aspek Kalam atau keterampilan berbicara meski dengan ujaran-ujaran yang sederhana. (ros)

2 Responses to "HALAL BI HALAL MGMP BAR DAN REMBUG KURIKULUM MERDEKA BELAJAR"

  1. Pemberitaan yang sangat bagus. Semoga yang bagus ini semakin bagus sehingga yang bagus ini menjadi lebih bagus dari pada hal hal yang belum bagus. Sukses untuk humas MGMP B. Arab MA DIY

    BalasHapus
  2. Allahu akbar . Shalallah ala muhammad. Mantul bu.

    BalasHapus