Ida Uswatun memandu gerakan C1-C6 |
Yogyakarta – Sampai pada tahap ketiga, workshop penyusunan perangkat
pembelajaran oleh MGMP Bahasa Arab menghasilkan buah yang signifikan. Dengan
diawali pembekalan dari Ida Uswatun Hasanah pada taha pertama, dilanjutkan
praktik pembuatan RPP pada tahap kedua, dan pada tahap akhir ini tibalah
saatnya mempresentasikan RPP Bahasa Arab untuk kurikulum terbaru yang telah
disusun oleh masing-masing kelompok jenjang kelas. Bertempat di PSBB MAN 3
Sleman, workshop tahap ketiga ini sukses dilaksanakan dengan kehadiran setidaknya
30 orang peserta pada Selasa, 3 Maret 2020.
Seremonial
Bi’ah Lughawiyyah sebagai program unggulan tak lupa menjadi muqaddimah dari
setiap pertemuan. Bertindak sebagai MC adalah Sugeng Bawono, pemberi sambutan
adalah Choir Rosyidi, tausiyah singkat oleh Masrifah Eni Rahmawati, dan gongnya
yaitu pembekalan oleh Ida Uswatun Hasanah sekaligus pembahasan RPP dari tiap
kelompok. Dalam tausiyahnya Masrifah mengulas tentang peran dan kedudukan
perempuan dalam Islam. Hadirnya Rasulullah SAW dengan ajaran Islam di tengah
zaman jahiliyah telah jauh merubah kedudukan
perempuan dari kehinaan menuju kemuliaan. Islam meletakkan derajat yang
sangat tinggi pada diri perempuan. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits Nabi
bahwa seorang Ibu didahulukan posisinya untuk dihormati sebelum Bapak. Lebih
lanjut kemudian Masrifah menambahkan, ”Surga seorang laki-laki itu ada di
telapak kaki Ibunya sedangkan surga seorang perempuan itu ada di bawah ketaatan
kepada suaminya. Jadi ketika seorang laki-laki sudah dapat meraih surganya terlebih
dahulu dengan ketaatan kepada ibunya, maka kemudian ia akan dapat menjadi
pengantar seorang perempuan/istrinya menuju surga.”
Sebelum
masuk pada pembahasan RPP, Ida memberikan pengarahan kembali melanjutkan dari
tahap awal lalu yang tentu saja tak jauh-jauh dari seputar KD, Indikator, serta
KKO Taksonomi Bloom. Kali ini Ida sedikit lebih memperdalam masalah pemilihan
kata kerja operasional pada indikator dengan patokan C1 (Mengingat), C2
(Memahami), C3 (Mengaplikasikan), C4 (Menganalisis), C5 (Mengevaluasi), dan C6
(Mencipta). Patokan C1-C6 ini digunakan untuk mencapai kompetensi dasar pada
ranah kognitif, dan menjadi dasar dari perumusan indikator pencapaiannya. Untuk
menguatkan pemahaman dan ingatan para peserta terhadap patokan KKO ini, Ida mempraktikkan
ke-enam C ini dengan gerakan secara berulang yang secara langsung diikuti oleh
peserta. Selanjutnya Ida menajamkan kembali pemahaman peserta tentang
masing-masing C ini dengan mengulasnya satu persatu secara lebih detail. Lebih
jauh dari itu Ida juga membahas beberapa poin mengenai penilaian hasil belajar,
mulai dari pretes, posttes, unjuk kerja, penilaian harian, penilaian diri,
penilaian antar teman, hingga penilaian yang sifatnya menyeluruh seperti PAS,
PAT, dan Ujian Akhir.
Melengkapi
penjelasannya terkait perangkat pembelajaran, seperti biasa Ida juga tak lupa
menambahkan nilai-nilai moderasi beragama sebagai amanat dari Kementrian Agama
sendiri. Ia menekankan bahwa moderasi agama/moderasi islam secara praktiskan
tidak hanya terbatas diterapkan hanya untuk keberagaman dalam aspek agama,
namun hal itu harus diterapkan pada kemajemukan dalam berbagai aspek seperti
budaya, praktik ibadah, tingkat ekonomi, dsb. “ Saat ini image di masyarakat
bahwa konsep moderasi agama/moderasi islam itu hanya ditujukan pada masyarakat
yang majemuk ‘agamanya’ saja, padahal harusnya moderasi islam diterapkan pada
masyarakat yang kemajemukannya itu berbagai aspek, tidak hanya agama, baik
budaya, etnis, perekonomian, dll. Karena kenyataannya, dalam homogenitas agama
Islam pun selalu masih terdapat kemajemukan lagi. Lain waktu kita bahas bersama
bagaimana konsep ini kemudian dikaitkan dengan KTSP, Silabus, dan RPP untuk
kemudian menjiwai proses pembelajaran.” terang Ida. (ros)
0 Response to "Workshop Tahap Ketiga : Saatnya Launching RPP Baru"
Posting Komentar